PENERAPAN MODEL PEMBUKUAN DOUBLE ENTRY DAN PEMASARAN DARING UNTUK MENINGKATKAN OMZET TRANSAKSI PADA INDUSTRI LILIN REPLIKA DI JOYOSURAN SURAKARTA

Abstract

Potensi UMKM Surakarta sangat besar (1). UMKM tidak hanya bisa membuat produk tetapi bisa dijual. Craft adalah salah satu jenis UMKM yang sering mendapatkan kesempatan untuk pameran, lomba maupun souvenir. Bisnis crafting (2) memiliki permintaan tinggi, namun para pelaku usahanya belum banyak. Salah satu craft adalah lilin. Faktor utama penyebab UMKM tidak bisa bertahan dan omzet kecil adalah pemasaran dan pembukuan. Banyak pelaku UMKM belum menyadari pentingnya pembukuan yang rapi UMKM sebagai pendukung roda perekonomian sehingga pemerintah terus berupaya mendukung perkembangannya salah satunya melalui digitalisasi. Digitalisasi UMKM (3) bukan proses yang mulus, permasalahan saat ini yaitu kesiapan digitalisasi. Tujuan pengabdian adalah memberdayakan mitra dalam melaksanakan pembukuan model double entry untuk pengelolaan keuangnnya dan meningkatkan omzet penjualan melalui pemasaran daring. Pengabdian ini dilakukan dengan pendampingan dan pelatihan kepada mitra beserta karyawannya mengenai proses pembukuan dari awal transaksi, mengumpulkan bukti transaksi, meninput data sampai pembuatan laporan keuangan. Kami juga memberi pelatihan pembuatan web site untuk memberikan wadah promosi supaya semakin dikenal masyarakat luas dan mempermudah transaksi penjualan. Hasil dari pengabdian ini adalah mitra semakin paham melakukan pembukuan secara konsisten, mulai memasukkan foto-foto beserta deskripsi lengkapnya terkait produk yang akan dijual di web yang baru, serta mitra sudah mempunyai web dengan nama sendiri. Abstract The potential of Surakarta UMKM is very large (1). UMKM can not only make products but can sell them. Craft is one type of UMKM that often gets opportunities for exhibitions, competitions and souvenirs. The crafting business (2) has high demand, but there are not many business people. One of the crafts is candles. The main factors causing MSMEs to not survive and have small turnover are marketing and bookkeeping. Many UMKM players do not yet realize the importance of neat bookkeeping for UMKM as supporting the economy, so the government continues to strive to support their development, one of which is through digitalization. Digitalization of UMKM (3) is not a smooth process, the current problem is digitalization readiness. The aim of the service is to empower partners to implement double entry model bookkeeping to manage their finances and increase sales turnover through online marketing. This service is carried out by providing assistance and training to partners and their employees regarding the bookkeeping process from the start of transactions, collecting transaction evidence, inputting data to making financial reports. We also provide training in creating web sites to provide a promotional platform so that it becomes better known to the wider community and makes sales transactions easier. The result of this dedication is that partners increasingly understand how to do bookkeeping consistently, starting to include photos and complete descriptions regarding the products to be sold on the new website, and partners already have a website with their own name. Kata kunci: Double Entry; UMKM; Lilin Replika; Pemasaran; Omzet Transaksi